Kamu ingin terhindar dari hustle culture atau kebiasaan gila kerja? Kalau iya, yuk cari tahu tentang pengertian, dampak, dan cara mencegah hustle culture di bawah ini.
Hustle culture merupakan suatu budaya atau kebiasaan dimana masyarakat percaya bahwa seorang tenaga kerja harus terus bekerja dengan durasi yang sangat panjang dan sangat keras untuk bisa mencapai kesuksesan. Saat ini hustle culture umumnya banyak dilakukan oleh tenaga kerja yang masih muda, khususnya fresh graduate.
Orang-orang yang menerapkan hustle culture biasanya percaya bahwa kesuksesan hanya bisa diraih dengan bekerja sangat keras. Padahal faktanya tanpa menerapkan hustle culture kamu tetap bisa mendapatkan kesuksesan kok. Seseorang yang menerapkan hustle culture biasanya bisa bekerja di atas 12 jam dalam sehari.
Dampak negatif hustle culture
Beberapa karyawan bahkan menganggap bahwa hustle culture merupakan suatu hal yang sangat keren dan perlu dipertahankan. Padahal jika dibiarkan hal ini bisa membawa dampak negatif untuk kesehatan maupun untuk produktivitas diri sendiri. Beberapa dampak negatif hustle culture yang mungkin kamu belum tahu, yaitu:
· Meningkatkan risiko stres dan depresi
· Meningkatkan risiko tekanan darah naik dan menderita penyakit lain
· Menurunkan produktivitas kerja
· Tidak memiliki waktu untuk istirahat, menghabiskan waktu untuk diri sendiri, dan menghabiskan waktu dengan orang terdekat
Cara mencegah dan menghindar dari hustle culture
Hustle culture mungkin sudah menjadi kebiasaan untuk beberapa perusahaan yang harus dijalani oleh semua karyawannya. Jika kamu ‘terjebak’ dalam perusahaan yang menerapkan sistem hustle culture, jangan khawatir karena kamu bisa tetap mencegah atau meminimalisir terjebak di hustle culture dengan beberapa cara di bawah ini:
1. Tentukan jadwal kerja
Hal pertama yang perlu kamu lakukan untuk mencegah hustle culture adalah dengan menentukan jadwal kerja. Misalnya dalam satu hari ada tiga pekerjaan yang harus dikerjakan, tulis daftar pekerjaan tersebut, jam mengerjakannya, dan durasi mengerjakan pekerjaan tersebut.
Setelah itu setiap harinya usahakan kamu untuk tetap mematuhi aturan tersebut. Namun, jangan lupa juga jika dalam satu hari kamu berhasil mengerjakan pekerjaan lebih cepat dari durasi yang sudah ditentukan, ada baiknya kamu menggunakan waktu senggang tersebut untuk istirahat.
2. Kerjakan semua pekerjaan tepat waktu sebelum deadline
Salah satu hal yang penting untuk kamu lakukan untuk terhindar dari budaya hustle culture adalah dengan mengerjakan semua pekerjaan waktu dan sebelum deadline. Karena dengan begitu atasan tidak ada alasan untuk memaksamu bekerja di luar jam kerja.
Cara paling mudah untuk bisa mengerjakan pekerjaan tepat waktu adalah dengan menerapkan metode time blocking. Jika kamu ingin mengetahui informasi lebih lengkap tentang metode time blocking, jangan lupa baca artikel ini ya “Manfaat dan Cara Menerapkan Metode Time Blocking”.
3. Batasi jam kerja
Ayo coba ingat-ingat lagi jam berapa waktu pulang kantor yang sebenarnya. Jika ternyata waktu kerja di kantor sampai pukul 17.00. Maka usahakan untuk berhenti bekerja maksimal jam 17.00. Setelah itu gunakan waktu luang yang kamu punya untuk istirahat atau melakukan hal lain.
4. Istirahat yang cukup
Sesibuk-sibuknya kamu bekerja, jangan lupa untuk tetap istirahat dengan sekedar melakukan olahraga ringan, jalan kaki, ataupun mengonsumsi makanan bergizi. Jika ternyata budaya di kantormu menerapkan hustle culture, minta pengertian kepada atasan untuk memberikanmu istirahat walaupun sebentar. Karena bagaimanapun istirahat yang cukup justru bisa bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas kerja.
5. Sadari bahwa hidupmu bukan hanya perlu dihabiskan untuk bekerja
Ketika kamu sudah terjebak atau ingin mengikuti budaya hustle culture ingat lagi bahwa kamu bekerja untuk hidup dan bukan hidup untuk bekerja. Jadi, bekerja bukanlah satu-satunya hal yang perlu kamu kerjakan setiap hari.
Ada hal lain yang juga perlu kamu perhatikan. Misalnya saja mengurus pekerjaan di rumah, belajar untuk mengejar impian yang sempat tertunda, ataupun memanjakan diri sendiri. Jadi, jangan selalu memaksakan diri untuk bekerja dengan sangat keras.
6. Kenali kemampuan diri sendiri
Setiap orang memiliki batas kemampuan dirinya masing-masing. Ada yang bekerja tanpa henti selama 2 jam sudah lelah dan bahkan ada yang bekerja tanpa henti selama 5 jam tanpa berhenti baru merasa Lelah. Apapun itu, jangan lupa untuk mengenali kemampuan diri sendiri. Jika ternyata kamu tidak bisa bekerja di atas 3 jam tanpa henti, jangan paksakan diri sendiri.
7. Cari hobi lain selain bekerja
Kadang salah satu alasan seseorang menerapkan hustle culture adalah karena mereka tidak memiliki hobi atau passion lain selain hal yang dikerjakan. Bekerja sesuai dengan passion memang sangat baik untuk dilakukan. Namun, agar terhindar dari hustle culture ada baiknya kamu memiliki hobi lain, jadi kamu bisa mengerjakan hobi yang membuat kamu bahagia selain bekerja.
Misalnya jika selama ini kamu hobi menulis dan bekerja sebagai content writer, ada baiknya kamu memiliki hobi olahraga atau memasak. Hal ini agar di hari libur kamu tidak perlu menulis artikel apapun, sehingga di hari kerja pikiranmu bisa kembali segar.
Hustle culture memang bisa membawa banyak dampak negatif untuk kesehatan. Selain itu, ada baiknya juga jika kamu melakukan beberapa hal di atas untuk mencegah hustle culture.
Namun, di sisi lain hustle culture juga bukan merupakan hal yang harus ditentang sepenuhnya. Ada beberapa orang yang memang sudah terbiasa untuk bekerja dengan sangat keras dan jika tidak bekerja keras mereka justru akan sakit. Jadi, ketika kamu melihat ada orang yang menerapkan hustle culture untuk dirinya sendiri hargai pendapatnya dan mencobalah untuk tetap mendukung tanpa menghinanya.
Referensi
https://headversity.com/the-toxicity-of-hustle-culture-the-grind-must-stop/
https://matermea.com/5-ways-to-detach-from-hustle-culture/
https://www.impactplus.com/blog/what-is-hustle-culture-and-how-do-we-break-it-ep-102
https://www.racetoacure.org/post/psychological-and-physiological-effects-of-hustle-culture